salah satu cita-cita saya selain menjadi seorang desainer interior adalah menjadi jurnalis traveling dan kuliner. keduanya merupakan gairah dalam hidup saya. menurut saya, keduanya saling bergantung satu sama lain, tak dapat dipisahkan.
kemanapun saya pergi, mencoba makanan 'baru' dari tempat yang saya kunjungi adalah wajib hukumnya. bila tidak, sia-sia belaka perjalanan saya. kalau kata Inul Daratista, bagai sayur kurang garam kurang enak kurang sedap.
hari ini saya tidak bepergian ke luar kota, hanya ke kampus, menjemput mas jalang di bengkel, ke MES56, lalu ke Ambarrukmo Plaza. namun saya bahagia karena menemukan beberapa makanan yang benar-benar baru dan makanan yang diproduksi ulang sesuai dengan zamannya.
maka, 'ekspedisi' makanan saya dimulai dari kampus. ini merupakan kali pertama saya membeli sendiri dan memakan sendiri satu makanan yang dulu begitu ngetren ketika saya SD. saya tidak tahu pasti apa namanya, mari kita lihat sendiri penampakannya:
saya memanggilnya lidi pedes, teman serumah saya menamainya jiting sruput, entah apalagi yang lain. cukup dengan seribu rupiah, makanan ringan dan membuat bodoh ini dapat dengan sukses membuat anda kepedesan dan ngilu-ngilu gigi, karena seringkali membuat gusi kita tertusuk.
saya tidak pernah sanggup menghabiskannya, entah mengapa hari ini saya membeli, dua bungkus, dan pada akhirnya satu bungkus saya berikan pada teman serumah saya, si jiting sruput holic itu. dan satunya lagi sedang saya makan.
sepulang dari kampus, saya kembali tidur di rumah sampai kemudian saya dibangunkan oleh SMS dari beberapa orang. salah satunya mas jalang yang minta jemput di bengkel karena motornya akan diambil keesokan harinya. saya oke-oke saja, karena memang sekalian ingin keluar untuk beberapa keperluan.
setelah itu kami ke Taman Siswa, untuk mengurus satu keperluan saya, kami kelaparan. bingung berpikir akan makan apa, akhirnya mas jalang yang terkadang smart itu mengajak saya untuk makan nasi Jinggo. bagi yang belum tahu, nasi Jinggo adalah makanan khas Bali, isinya mirip nasi kucing, tapi nasi Jenggo ini lebih heavy, isinya ada suwiran ayam, kering tempe, mi goreng dan sayuran.
akhirnya kami menuju TKP:
ketika kami datang, salah satu penjualnya sedang bertelepon, setelah kami amati, dia sedang telepon on line ke sebuah radio. ibu setengah baya itu cengangas cengenges ketika mengobrol dengan si penyiar radio yang kedengarannya sudah setengah ngantuk. tempat makan ini berada di jalan (waduh saya lupa) yang tidak jauh dari alun-alun selatan.
ya disinilah tempat nasi Jinggo ini bermarkas. saya dan mas jalang memesan dua nasi Jinggo beserta teh, lalu saya nambah lauk lagi, lauk yang saya ambil berupa telur bumbu bali (balado telur) dan pepes ayam, yang kalau ibu saya bilang namanya Tum, dulu ibu saya dapat resepnya juga ketika kami tinggal di Bali.
saya girang bukan main ketika mencoba suapan pertama nasi Jinggo. rasanya seperti yang saya harapkan. enak. dan enak. dan.. saya sampai nambah nasi lagi. *maruk* untuk kesemuanya kami hanya menghabiskan 13 ribu rupiah saja. tentu saja harga ini sangat murah bila ditambah suguhan menghibur dari tiga balita super atraktif yang sedang bermain menjadi topeng monyet.
selesai makan nasi Jinggo, kami ke MES56, untuk melihat presentasi seorang kawan. presentasi tersebut dipadati orang-orang yang sudah tidak asing lagi bagi saya. salah satunya adalah Dina, melalui dia, saya bertemu makanan yang lagi-lagi pernah saya temui ketika masa kecil saya:
dialah si permen rokok nan legendaris. Dina menemukannya di sebuah gerai makanan lawas di Ambarrukmo Plaza. permen ini agak berbeda dengan yang tempo dulu. ketika saya SD bentuk dari permennya bukan padat seperti yang diatas, namun dalam bentuk serbuk. rasanya berupa coklat dan mint. dan kebetulan sekali, rencananya memang setelah dari MES56 saya akan pergi ke Amplaz.
selesai acara, saya dan mas jalang pergi ke satu plaza yang paling hype di Yogyakarta itu. awalnya saya hanya ingin melihat-lihat beberapa barang, namun akhirnya kita memang jalan-jalan-jalan-jalan. dan itu sangat berbahaya, kawan-kawan, apalagi menjelang hari pengiriman uang bulanan. *backsound: petir menggelegar*
dan saya pun juga membeli permen rokok diatas, harganya 18.500, untuk 40 buah. dapat ditemui di gerai 'cemal cemil' dekat food court. kemudian, karena kami lapar, akhirnya kami memutuskan untuk makan di Amplaz saja, mas jalang ingin mencoba satu resto yang catchy dimatanya, namanya Mr.Pancake.
saya menurut saja. sampai disana kami melihat daftar hargan yang ada di depan restoran, 'wah lumayan juga (harganya)..', pikirku. namun tak ada salahnya mencoba. kami masuk dan memesan. untungnya ada diskon 30% untuk makanannya, masih soft opening soalnya.
Mr.Pancake ini tak hanya menjual Pancake beraneka topping saja, tapi juga pasta, steak, dan masakan dengan rasa Mediteran lainnya. kisaran harga untuk makanan adalah 23.000 - 40.000an, dan minuman dengan kisaran 8.000 - 30.000an, kalau tidak salah. ada juga bermacam finger snack.
saya lupa memesan apa namanya, milkshake coklat dan olahan beef dengan saus lada hitam yang creamy juga dengan sayuran, onion ring dan selada goreng. sedangkan mas jalang memesan cappuccino latte dan pancake berjudul meat meet cheese lover. saya tidak sabar menunggu seperti apa rasa makanan kami.
tak lama kemudian:
untuk makanan pesanan mas jalang, saya lupa motret karena sudah asyik tenggelam menikmati hidangan yang tak sabar lagi dihabiskan. saya hanya bisa cerita soal rasanya, rasanya, ummmm.. rasanya.. ENAK!! entah saya bingung harus bicara apalagi. meat meet cheese lover pesanan mas jalang itu sangat kuat rasa kejunya, keju cair home made yang membanjir di hampir seluruh sudut piring ditambah potongan beef dengan taburan parsley. jelas sekali makanan seperti ini adalah tipe favorit mas jalang. dan ketika piring itu 'bersih' dia masih bisa bilang: ah, ini cukup heavy! kalau saya, pasti sudah menyerah di potongan ke lima.
ini adalah surga dunia bagi saya, menikmati makanan lezat bersama orang terdekat. saya harus bersyukur pada Tuhan dan meminta hari yang seperti ini sering-sering. :p
playlist: suara kipas angin
kostum: tanktop hitam dan celana tidur Eeyore
cemilan: lidi pedes
25.5.11
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment