20.12.10

plain



(pic taken w/ Canon 400D)

draw me a face and color me..

mati gaya

sore ini saya mati gaya semati-matinya. diluar hujan sejak siang tadi dan saya belum juga berjumpa dengan mood seminggu ini. Julian Casablanca juga sepertinya sudah bosan menemani saya sepanjang sore.

Tuhan, mbok saya dan mood baik itu diborgol saja lalu kuncinya Kau buanglah, biar kami tidak berpisah satu sama lain, sehingga saya harus bersusah-susah mencarinya seperti sekarang.

saya berharap punya satu peti kayu rapat untuk menyimpan segala hal yang baik, termasuk mood yang baik itu. bukan, bukan berarti aku ingin mengurungnya di kotak kayu pengap dan gelap itu, aku hanya tidak ingin dia pergi terlalu jauh dari saya. sehingga saya dapat menemuinya kapanpun saya mau.



(pic taken w/ Nikon FM mbuh)

iya, kotak seperti itu Tuhan, untuk simpan mood baik dan lainnya.. beli dimana?

moksa


(pic taken w/ canon 400D)

kamu tahu rasanya diatas?

18.12.10

sudah pas?

sepertinya saya harus berhenti berpikir bahwa mas jalang adalah orang yang amat terobsesi dengan kesempurnaan. dia membuat saya heran dengan bolak-balik vermak jeans untuk 'membetulkan' celana jeans barunya. saya tidak dapat melihat apa yang kurang ketika dia bilang: 'ini kurang anu, ini kurang ini.. aaahhh..' keesokannya dia kembali ke tukang jahit langganannya. begitu seterusnya dalam beberapa minggu sampai akhirnya dia merasa jeans barunya 'cukup baik' untuk dipakai.

sebelum menulis posting ini saya baru sadar kalau saya memiliki kecenderungan yang sama dengan level yang berbeda. 3 kantong plastik laundry yang berisi pakaian bersih saya keluarkan dan saya kelompokkan. pengelompokkan itu saya bagi berdasarkan jenis pakaian, warna dan motif.

misal: pakaian: kaos dan kemeja. kaos dilipat, kemeja digantung. itu kelompok pertama. sesudahnya kemudian kemeja-kemeja itu kembali saya kelompokkan berdasar motif. ada yang kotak-kotak, garis-garis, polos, bunga-bunga, juga yang bertekstur. setelas melewati kelompok kedua, lagi-lagi saya masukkan kelompok lain. yang polos misalnya, saya gantung berdasar gradasi warna gelap ke terang. biru muda, biru, biru tua, misalnya.

untuk yang digantung, selain kemeja ada sweater, jaket, long-coat dan pakaian lain dengan bahan yang mudah kusut. sedangkan yang dilipat ada kaos-kaos, celana, handuk dan sprei.

tak berbeda dengan penyusunan kaos-kaos. saya melakukan pengelompokkan yang sama. satu kotak lemari saya bagi sebelah kanan dan kiri, yang kiri ada kaos-kaos hitam dan putih, yang kanan kaos-kaos berwarna selain itu. untuk celana, saya membaginya menjadi dua kelompok awal, celana 'rumah' dan celana pergi. walaupun tidak jarang saya memakai celana 'rumah' untuk bepergian. di celana rumah ada celana-celana pendek bermotif bunga atau piyama. untuk celana panjang ada beberapa potong jeans dengan warna hitam, cokelat, biru tua, dan biru muda. lagi-lagi disusun berdasar warna.

saya merasa masih ada yang salah. mengelompokkan pakaian ini saya lakukan hampir selama satu jam. sampai akhirnya saya berdamai dengan 'kekurangan'. tutup lemari.

satu hari kiriman kaos yang dipesan mas jalang datang. sepertinya dia kurang puas. dengan barang yang telah dibelinya, begitu juga saya. 'ih gambarnya jelek bener, sablonannya begini, panjang kaosnya begitu, tapi bahannya enak sih..' dan seterusnya. lucu ketika melihatnya menggunakan kaos kepanjangan itu, kayak abege labil jaman sekarang, ditambah kaki-kaki -yang dibilangnya 'seksi'- dambaan abege itu. some girls envy him. he said that. and i think he's true.

setelah dia memakai kaos itu untuk pertama kali, saya belum melihatnya menggunakan kaos itu lagi sampai sekarang. dia belum menemukan penjahit kaos yang mampu membuatnya lebih 'layak' untuk dipakai.

kita tahu, kesempurnaan itu seringkali hanya membuat susah. tapi entah kenapa kita lebih memilih mengutamakan kesusahan itu untuk mendapatkan suatu kenyamanan. kenyamanan yang abstrak. tak dapat diukur.

lalu, seberapa pentingkah proses demi kenyamanan yang abstrak itu? hah. seringkali kita mengesampingkan proses, proses yang secara tidak sadar kita lakukan untuk mencapai 'kesempurnaan' yang kita inginkan. proses yang jelas-jelas dapat diukur dalam hitungan nilai ataupun waktu. kita melewatkannya.

sambi menulis posting ini saya menatap tiga rak buku dihadapan saya. ada perasaan risih. melihat buku-buku tertumpuk-tumpuk, tidak terkelompok (baik dalam jenis, pengarang ataupun judul), beberapa buku diatas galon, ada juga buku-buku yang berdebu dan lembab. oh. tangan saya mulai gatal untuk mengurus mereka.

pukul berapa ini? 01.15 pagi. haruskah?

15.12.10

balumbi

let's meet our new idol! give it up for CUUUUUPPPPLLLLIIIIITTTTTOOOOOOSSSSSSS! :p
perkenalkan, namanya Jalu, biasa kami panggil Cuplis, Balumbi, Cuplitos, et cetera ra ra.. he's 2yrs 3mts now. and he's a Virgo. just like me. :D he's mas jalang's 1st nephew. and also 1st kid and 1st grandchild in his family. (also just like me :D)















(pix taken w/ Nokia E63, Nikon FM series in LUCKY BW and Canon 400D)

saya: he's so cute, right? kayak gue. *lempar lemari* | mas jalang: (nyamber) kayak aku. *lempar buldoser*

5.12.10

tentang kehilangan rute

beberapa hari yang lalu saya baru sadar, kalau ternyata saya adalah orang yang aneh. *PLAK!* *KEMANA AJAAAA?*

bukan, bukan gitu, saya tau saya aneh, tapi aneh disini membahayakan. *HAH?*

saya memiliki kecenderungan untuk dapat dengan mudah melepaskan kebiasaan yang terus menerus saya lakukan. saya dapat secara tiba-tiba sekali tidak menyukai sesuatu hal yang pada awalnya amat saya sukai. nah lo. serem kan.

beberapa contoh kasus:
saat awal kuliah, saya selalu memesan minuman yang sama di kantin, Es Milo, si penjual sudah hafal benar. hal itu berlangsung hampir satu semester, sampai pada suatu hari, entah kenapa, saya tidak melakukan hal itu lagi. sampai si penjual bingung, kalau beli ketempatnya saya menolak ditawari Es Milo dan memilih menu lainnya.

ada satu ketika saya sangat sering meminjam film di rental. sampai pernah sekaligus meminjam belasan film sekaligus. hal ini tidak bertahan begitu lama, mungkin hanya beberapa bulan. setelah itu sampai sekarang saya tidak pernah meminjam suatu film pun.

atau saya pernah sangat sering sekali membeli suatu produk, apapun, sampai pada akhirnya saya benar-benar terputus dengan produk yang saya gunakan tersebut. dan lagi-lagi, tidak beralasan. tidak ada konflik. semisal saya complain terhadap produk tersebut atau bagaimana.

oke, kalau hal-hal diatas dapat dikatakan lumrah, atau biasa saja, bisa terjadi pada semua orang dengan tingkat kebosanan yang tinggi terhadap suatu penggunaan barang atau jasa. tapi masalahnya disini bahwa saya tidak bosan, saya hanya merasa tidak membutuhkan lagi. lalu bagaimana jika hal tersebut terjadi dalam sebuah hubungan sesama manusia?

misal, kamu begitu amat sangat sering berinteraksi dengan seseorang, sampai terasa tidak ada batas apapun diantara kalian. frekuensi bertemu, frekuensi berkomunikasi, frekuensi berkegiatan bersama sangatlah tinggi. sampai kalian benar-benar merasa 'nyaman' satu sama lain. tapi pada satu hari, ketika kamu bangun tidur, kamu menemukan bahwa tidak ada yang spesial dalam hubungan kalian.

semua flat. datar. tidak berasa.

semua rutinitas yang kalian lakukan setelah itu berubah menjadi sebuah paksaan, walau tidak ada satupun yang memaksa. semua hal yang kalian bicarakan terasa sudah pernah dibicarakan semua, sampai kamu merasa kehabisan topik bicara.

ya, saya pernah berada dalam hubungan seperti ini. tidak sekali. saya tidak mau menyebutkan berapa jumlah pastinya (yang memang tidak banyak). tapi jika saya bisa ingat itu, mungkin setelah menulis ini saya akan memiliki rasa bersalah Level 4 dan kemudian memilih menulis surat wasiat.

hal inilah yang membuat saya takut dalam membuat hubungan baru dengan orang. saya takut mereka kecewa. saya takut menjadi orang yang tidak pernah berhasil berhubungan dengan orang lain. saya takut setelah banyak hal yang saya buat bersama dengan orang lain, lagi-lagi saya dapat dengan mudah menghancurkan semuanya.

semuanya.

saya takut kemudian banyak orang yang berharap atau terlalu bergantung pada saya. karena itu..ya, saya dapat dengan mudah pergi dan mereka tidak dapat melakukan apa-apa kecuali mengutuki saya dan diri mereka sendiri. pada praktiknya, entah mengapa memang selalu banyak orang yang menaruh harap pada saya, untuk ini, untuk itu, untuk apa - apa, dan saya, saat saya bersama mereka, entah itu teman, sahabat, kekasih, atau apapun, saya memang berusaha sebaik dan sebisa mungkin memenuhi harapan mereka.

namun kemudian, harapan itu dipaksa berhenti di tengah jalan.

saya merasa ada yang salah, analoginya begini: ada satu rute yang tidak saya lewati ketika saya mencapai 'titik akhir'. misal saya berangkat dari A ke B lalu C, dari C saya bisa langsung berada pada titik F. maka, saya melewatkan rute D dan E.

jika dilihat dari rute yang saya lewati, kesimpulan pertama yang didapat adalah semua hal ini menjadi kesalahan saya. namun, ternyata masih ada rute yang terlewat yaitu D dan E, dimana rute yang terlewat ini adalah bagian dimana kita bisa tahu dengan jelas mengapa saya bisa berada di titik F.

rasanya tidak melewati rute D dan E bukanlah suatu masalah, namun justru itu yang menjadi masalah kemudian.

tapi disini saya juga tidak tahu mengapa saya tidak melewati rute tersebut. dan kemudian dengan kesadaran yang amat sangat sudah berada di garis finish. atau, sebenarnya saya memang melewati rute D dan E, tapi saya tidak sadar karena terlalu mabuk.

semoga saya tidak membuat banyak kesedihan bagi orang-orang yang sekarang saya kasihi. semoga.



haruskah saya menjadi kekasih yang hilang tanpa jejak seperti di foto ini? :D
(pic taken w/ Canon 400D)

28.11.10

kumat.

ini adalah beberapa stok foto lama yang saya buat di tahun 2008. matahari sore yang masuk ke kamar saya itu sangat menyenangkan. lalu saya ambil si Jerome dan memotret diri saya sendiri, tanpa tripod, tanpa self-timer (hahaha! coba tebak gimana caranya!). :p











(all pics taken w/ Canon 400D)

Virgo selalu ingin dekat dengan matahari.

27.11.10

hollow

i think it was the sorrow saturday night for us. we're so tired of some fucking things, missing someone we really love and dunno what to do. so we decided to be little bit crazy by taking some pics with self-timer mode. so guys, enjoy this crap.















(all pics taken w/ Canon 400D)

ah, that's Adis, she's one of my best friend and also my housemate. sorry, we can't offer you any other good poses. yeah, that's why we appreciate someone who works as a model so much. :D

we wish it was the only sorrow saturday we ever had. :D

odd day


(pic: taken w/ Canon 400D)

senja yang hangat, kapan kamu datang?

hang-on!


(pic: taken w/ pop9)

semakin saya berusaha untuk tidak bergantung, maka semakin besar rasa kebergantungan saya itu akan tumbuh.

26.11.10

high season


(pic: taken w/ Diana+)

halo. :D

seharusnya smiley diatas tidak tepat untuk menggambarkan situasi saya sekarang yang bentuknya -> :(

baru kali ini saya mematikan ponsel pada malam hari ketika saya tidur, dan kembali mematikannya ketika siang hari seperti ini. belakangan ini saya merasa berubah. kondisi dan situasi merubah saya. atau saya yang kemudian merubah kondisi dan situasi sekitar juga saya tidak tahu.

ini adalah kondisi yang dinamakan njegleg. ibarat listrik itu adalah kondisi dimana ketika aliran listrik berlebih muatannya daripada kemampuan yang ada. berhenti dari hiruk-pikuk Merapi, saya bisa sedikit bernafas lega, sebentar, hanya sebentar, ternyata ide kampus untuk meliburkan mahasiswanya hampir 1 bulan lamanya itu bukanlah ide yang baik.

kondisi psikologis yang kemudian mendadak stabil, harus mendadak dipanaskan lagi, tidak tanggung-tanggung, bukan panas lagi, tapi terbakar.

saya baru menikmati enaknya bangun pagi, lalu mandi dan pergi keluar rumah. menyenangkan ketika bisa melihat kehidupan pagi. entah mengapa, saya selalu terkesan. dan saya ketagihan. terlihat sederhana, tapi ini mewah.

sekarang saya kembali memasuki hari-hari dimana saya baru tidur jam 5 pagi kemudian kembali berusaha bangun 'sepagi' mungkin untuk kembali beraktifitas.

oke, saya tidak akan mengeluhkan apa yang sudah seharusnya saya kerjakan. tapi pada saat saya butuh 'dukungan', orang terdekat saya malah tidak kooperatif. no, i never ask you to do much. never. tapi, di situasi seperti ini saya merasa seperti kamu tidak peduli.

shit you.

saya hanya tidak ingin merasa 'sendirian'. itu saja.

rindu ditelanjangi.

14.11.10

SURPRISE ICE

in this early Sunday morning, i learn few things.





(pic: taken w/ diana+)

yeah, missing someone never really this bad.

2.11.10

November absurdity.

ternyata mashed potato merupakan bentuk 'mild' dari perkedel.

kesimpulan bodo itu saya buat setelah menghabiskan sepiring mashed potato yang 'ketumpahan' susu. enak sih.

pagi ini saya merasa sedikit risau, entah kenapa. mood saya terganggu karena pikiran yang tidak sanggup saya mengerti. anehnya, hari ini saya memasukkan beberapa baju kedalam tas. entah mau pergi kemana.

beberapa bulan kebelakangan, memasak menjadi salah satu kegiatan yang ampuh sebagai moodbooster. pukul 8 pagi ini saya bangun. ngulet-ngulet dikit, sambil baca timeline (maafkan saya Tuhan, karena saya lebih memilih melihat-lihat timeline daripada beribadah). dari sekian banyak koran digital yang saya baca, there was news that i read. ada satu cerita tentang Merapi yang cukup membuat saya berpikir kemudian membatin: 'ah.. it makes sense..'

terus terang saja, saya seorang yang tertarik dengan dunia metafisik, belakangan saya 'berdiskusi' dengan beberapa kawan dan mas jalang tentang hal ini dan sangkut pautnya dengan Merapi.

dari beberapa diskusi itu kemudian saya menemukan benang merahnya dalam berita yang saya baca pagi ini.

saya mencoba berhenti berpikir. pukul setengah sembilan saya bangkit dari tempat tidur, cuci muka seadanya, merebus kentang dan pergi menaruh cucian baju yang menumpuk ke laundry langganan.

sesampainya di tempat laundry langganan si ibu laundry seperti biasa 'curhat', kali ini tentang fenomena hujan abu dsb, yang mengganggu kesehatannya. setelah itu saya kembali pulang sambil menjinjing karpet yang beberapa minggu belum saya ambil dari sana.

dijalan saya kembali berpikir: What's next?

sesampai dirumah, saya menyibukkan diri (baca: memotong bawang, menyiapkan daging cincang, telur, susu dsb), tapi sayangnya, sampai detik saya menulis ini, pikiran tersebut tidak juga pergi. malah semakin menggerogoti menuju panik.

damn.

didalam otak saya: kalaupun benar, berarti itu hari ini. penghitungannya tepat.





ah, sudahlah.


mengapa awal November saya awali dengan cerita absurd macam ini? hahaha


tapi saya menyukai rasa mashed potato pagi ini. legit, gurih, bertekstur, i'm full now.

29.10.10

selama masih punya waktu.


(pic: taken w/ Canon 400D)

Sadar atau tidak beberapa bulan kebelakang ini saya selalu bermasalah dengan waktu. Sejujurnya, saya adalah tipe orang yang paling tidak ingin membuang-buang waktu untuk tidak melakukan apa-apa. Tapi entah mengapa sekarang saya sering melakukannya. Yang saya sesalkan ialah tentu saja sikap saya yang terus saja mengikuti kemauan hati untuk tidak melakukan apa-apa. Sampai pada suatu ketika, saya buntu dan mati bosan.

Saya menyesalkan diri saya yang tidak produktif hampir setahun kebelakang. Konsentrasi saya terhadap kuliah mungkin memang menjadi yang utama, tapi tidak bisa dikatakan demikian juga, karena sebelumnya banyak juga yang dapat saya lakukan sembari kuliah. Saya mengasihani diri saya sendiri yang kehilangan banyak waktu yang bisa saya gunakan untuk mendapatkan apa yang saya inginkan.

Serius. Ini benar-benar masalah serius. Tahun sudah hampir berganti, Tuhan pun perlahan menyapa saya. ‘Cuy, kamu mau ngapain sekarang? Gerak dong, jangan sampai waktumu habis sia-sia.’, mungkin begitu kata Tuhan.

Setahun yang lalu, pada bulan yang sama, saya sedang sibuk brainstorming ide untuk dua pameran sekaligus. Tapi sekarang, otak saya sekarat. Bersimpuh pada waktu yang berjalan cepat menunggu saya mengejarnya.

Memang sih nilai akademis saya makin cukup baik selama ‘tidak melakukan apapun’ ini. Akan tetapi, itu bukan saya. Saya bukan tipikal akademisi yang handal. Nilai yang saya dapat mungkin saja karena dosen tersebut suka dengan beberapa hal yang saya kerjakan, atau mungkin saja nilai tersebut diberikan karena mereka kasihan pada saya dan ada kemungkinan juga kalau si dosen itu mengenal saya secara pribadi. Penilaian ini tidaklah selalu objektif. Subjektivitas pun memainkan peranannya dalam hal ini.

Saya kehilangan gairah. Gairah yang dulu kerap memuncak, menikmati tiap perjuangan dengan harapan. Now, I’m just nobody without passion.

Sialnya, semangat yang banyak saya miliki dulu itu terkelupas, luntur. Keadaan ini bukanlah yang saya inginkan. Sudah tentu, mana ada orang yang suka untuk tidak melakukan apapun dalam waktu yang lama?

Belakangan teman-teman banyak yang mulai menanyakan kabar saya. ‘kamu kemana saja, tidak pernah kelihatan di acara-acara?’ ‘eh, kamu nggak datang ke pameran ini ya kemarin? Kenapa? Sibuk apa sih sekarang?’ ‘masih sering motret? Masih aktif disana? Atau sekarang sudah gabung sama yang lain?’, dan berjuta pertanyaan lain yang membuat saya akhirnya bercerita disini.

Well, guys, I’m trapped in my comfort zone. ‘Zona Aman’ yang telah saya buat dan tinggali selama beberapa bulan ini. I met some new people with this kind of comfort zone, and unluckily, this comfort zone is such a black hole that sucked. Saya terhisap masuk kedalamnya. Menyelaminya. Dan tenggelam.

Kemarin saya bertemu dengan kawan-kawan lama di sebuah pertunjukan teater kontemporer. Bertemu mereka adalah seperti ditampar menggunakan dua simbal dikedua sisi wajah. ‘Hey, kemana aja? Sibuk terus nih kayanya..’, saya meringis. ‘iya, sibuk.. Sibuk tidak melakukan apa-apa.’

Jawaban saya pada teman-teman itu sama seperti seorang pasien yang hanya tinggal menunggu hari euthanasia.

Kadang saya menjadi cemburu dengan beberapa teman yang punya kesibukan. Sibuk belajar di negri oranglah, sibuk bekerjalah, sibuk membuat inilah, itulah.. terdengar amat menyenangkan. Dan saya? Setidaknya sekarang saya jadi sibuk cemburu pada mereka yang saya cemburui itu.

Ya, mulai sekarang saya akan sering berteriak pada diri saya sendiri. Saya akan mendoakan supaya saya bisa cepat sembuh. Saya akan belajar bagaimana cara keluar dari dalam black hole yang sudah mengurung saya dalam-dalam.

22.10.10

kangen.

ini adalah post pertama sejak kepulangan darurat saya ke Jogja pada awal Agustus lalu. sudah hampir 3 bulan blog ini sepi tanpa racauan saya. niat hati ingin banyak menulis dan mengunggahnya disini, apadaya koneksi mokat. kebiasaan wi-fi dirumah berdampak buruk pada sisi psikologis saya yang menjadi amat malas ke warnet kalau nggak butuh banget. berhubung hari ini wi-fi dirumah aktif kembali, saya amat girang. :p

selama koneksi mokat itu bukannya saya berhenti meracau, saya memang berhenti meracau di blog, akan tetapi saya memiliki sahabat baru, yakni sebuah akun Twitter. ya, pada awalnya saya sangat amat ogah sekali membuat akun Twitter, namun mas jalang berhasil membujuk saya untuk membuat sebuah akun. dia sendiri juga baru mengaktifkan kembali akunnya sejak memiliki haenpun baru, jadilah saya membuat akun untuk 'berteman' dengannya.

sampai sekarang muntahgorgom merupakan sebuah akun yang hanya memiliki 50 followers yang terdiri dari: teman-teman mas jalang, beberapa teman-teman dekat saya, dan beberapa teman KKN, lainnya adalah akun-akun hoax.

memiliki akun Twitter ternyata sangat membantu saya dikala saya ingin meracau tapi nggak ada koneksi yang mumpuni. koneksi yang paling bisa dicapai adalah via haenpun, dan Twitter adalah sebuah media yang sangat cucok dengan itu.

tercatat sampai saya menerbitkan entri ini tweets saya sebanyak 2.420, dimulai dari tanggal berapa ya.. (entar menyusul). sedangkan akun mas jalang tweetsnya sudah mencapai 3.337, pada tanggal yang sama.

pada kenyataannya, sadar atau tidak sadar, menulis dan membaca memang kegiatan yang menyenangkan. ketika kita mengakses Twitter, bisa saja kita tidak sedang butuh untuk meracau apa-apa, tetapi membaca racauan orang lain yang ada di timeline kita bisa menjadi amat menyenangkan, dan bisa jadi kita jadi terpancing untuk ikut meracau karena tweet teman-teman kita.

keterbatasan karakter yang digunakan yakni 140 karakter saja, membuat kita lebih kreatif dalam pengolahan bahasa yang disusun menjadi sebuah kalimat singkat untuk kita sampaikan. singkat, padat, lugas dan menarik. empat unsur inilah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi saya ketika ingin menulis sesuatu lewat Twitter.

tentu saja hal ini sangat berbeda ketika kita bisa menulis sepanjang dan sesuka-suka kita ketika ada di blog. Twitter membantu saya dalam banyak hal, melalui Twitter saya seringkali menuliskan ide yang tiba-tiba terlintas, kemudian membahasnya secara berlanjut lewat beberapa tweet, hal ini kerap dilakukan untuk pengarsipan ide, supaya suatu hari saya dapat mengembangkan racauan singkat saya di Twitter kedalam tulisan panjang di blog atau kedalam bentuk lain.

penggunaan Twitter bagi saya lebih pada seperti toilet. dia mau-mau saja, terima-terima saja racauan saya mulai dari yang bosok sampe yang super duper bosok banget, dan tentunya hal ini bikin saya lega.

kalau boleh lebay, saya mau bilang kalau Twitter ini adalah sejenis diazepam, valium, atau ritalin, gunakanlah sesuai dosis, bila berlebihan dan digunakan dalam waktu yang lama bisa menyebabkan impotensi pikiran.

oh iya, beberapa hal yang mengesalkan dari kecanduan Twitter ialah ketika ada orang yang memilih untuk me-reply sms via Twitter, daripada membalasnya langsung via sms, atau ketika kamu terjebak dalam satu situasi dimana kamu hanya berdua tetapi lawan bicaramu satu-satunya malah lebih sibuk berbicara dengan para followersnya. (sakittt tauuu nggaakkk siiieehhhh?!!)

5.8.10

recharge!

oke, cepat saja.
lebih cepat dan lebih mematikan dari sianida ataupun arsenik.

saya tidak akan me-review kegiatan yang saya lakukan selama hampir 4 minggu di tempat kkn saya. bukan, bukan karena pelit, tapi karena terlalu banyak hal-hal yang harus diceritakan. sedangkan saya disini - dalam kepulangan sementara di Jogja - hanya memiliki sisa waktu kurang dari 24 jam dan masih harus melakukan beberapa hal lain. menyedihkan. :(

tempat kkn saya bukanlah sebuah penjara panoptik, ataupun taman bermain. tempat kkn berubah menjadi ruang penyiksaan dalam penjara ketika kamu sedang merindukan atau terindukan. tempat kkn saya berubah menjadi treadmill ketika kamu harus menyusuri naik turun perkebunan apel, ataupun harus pergi mengajar dari SD yang di atassss dan di bawahhh dengan berjalan kaki. tempat kkn saya merupakan tempat ketika kamu terheran-heran karena bangunan rumah-rumah disana sekitar 50%nya sama dengan yang kamu jumpai ketika berjalan-jalan ke daerah real estate yang menjual rumahnya paling rendah dengan harga 2M. tempat kkn saya menjelma seperti rumah sendiri ketika saya selalu bangun pukul 7 pagi dan tidak harus mandi selama 3 hari(bukan karena kurang air, tapi karena dingin pwol!).

kepulangan saya ke Jogja tidak lain tidak bukan karena (ehm!) ingin membayar spp dan konsultasi KRS (setidaknya itu yang tertulis di surat ijin meninggalkan lokasi kkn nomer 1) dan (EHM!) pertemuan keluarga besar (sebagaimana yang tertulis di surat ijin meninggalkan lokasi kkn nomer 2). jelas saja alasan dalam surat yang kedua itu terlihat janggal, sebab keluarga besar saya tidak ada rencana ke Jogja sama sekali, tapi bener kok kalau saya bilang keluarga besar, soalnya keluarga saya emang besar-besar (badannya).

ya, mas jalang alasan utama kenapa saya pulang ke Jogja. apalagi ketika desas-desus (berasa gosip deh!) dia menyebutkan untuk segera pergi ke Jakarta sebelum saya selesai kkn. alamakk! bagai tersambar petir di siang bolong rasanya *MODAR!*. akhirnya, ya, begini deh, cuti sebelum bulan puasa, spent 2-3 days with you. well, setelah ini, aku mau masukin kamu ke ransel dan balik ke gunung!

seperti yang saya katakan di awal, i have so many things to say, but so little time that i have. menulis dalam posting ini merupakan untuk mengobati kerinduan ketika membuka blog dan sedikit bercerita tentang alasan kenapa tidak ada posting di bulan Juli.

oke, guys, have a good time! see ya!

30.6.10

thanks June!

hai! agaknya saya memang 'mandul' belakangan ini, karena tidak membuahkan apapun dalam blog ini kecuali kata-kata romancis uncuk pacal caya. well, it's such a pain in the ass for some people. :D

awal Juni lalu saya sempat membuat status bertuliskan: 'Hey June, don't make it bad.', plesetan dari lagu The Beatles yang berjudul Hey Jude. maksud saya adalah benar-benar berharap bahwa bulan Juni ini akan terjadi banyak hal yang menyenangkan. dan ternyata doa saya terkabul. :D

Juni ini memang cukup sibuk, katakanlah begitu. pertama adalah UAS semester 6 ini, kemudian mempersiapkan KKN saya (mulai dari memilih tempat yang cocok, sampai menyiapkan segala sesuatunya), kemudian pergi 'berlibur' ke Surabaya dan Madiun, mereparasi kamar, dan belajar Tarot (yey! akhirnya punya Tarot! setelah 3 tahun terobsesi dengannya).

ok, akan saya review satu persatu mengapa sampai saya sebut doa saya diawal Juni ini terkabul.

UAS, saya kira UAS semester 6 ini komposisinya pas. 'pas' menurut saya, sebutlah begitu. karena saya masih bisa 'menikmati' UAS ini dengan jalan-jalan bersama 2 pelancong dari kota lain yang cukup ehm, mengganggu (misal ya: Kaka dan Macan tidak lupa juga sohib krasti saya, Riza). kedatangan mereka musibah sekaligus berkah ditengah kebuntuan saya menggarap beberapa ujian. ya, semoga saja hasil ujian nanti mendapatkan nilai maksimal. Amin.

ditengah UAS, saya merencanakan sebuah perjalanan sebelum berangkat KKN. ya, sekedar pergi berkelana sendirian untuk bersenang-senang. dan Surabaya menjadi kota tujuan saya, awalnya sih mau beli kartu Tarot yang sudah saya pesan di salah satu toko disana. namun karena pertimbangan satu dan lain hal. saya batal ke Surabaya. kemudian Tarot pun dikirim lewat paket. namun eh namun, kepergian saya ke Surabaya bukanlah batal sodara-sodara, melainkan hanya pending. :D karena eh karena, saya memang butuh satu perjalanan, dan kedua, mas jalang pergi ke Jakarta selama seminggu (kan bete ga ada yang ngajak main. opo je!), ketiga, beberapa teman saya ikut serta dalam pameran Tribute to Velvet Underground. yasudslah, sabtu pagi itu dengan berkendaraan sancaka pagi pukul 6 diantar mas jalang (yang Alhamdulillah sekali kala itu tumben tumbenan ya oloh, bisa bangun pagi). terimakasih pada pasangan orang asing yang (punya nomer dobel dan) memberikan nomor antriannya pada saya saat membeli tiket hari sebelumnya, sehingga saya bisa dapat tiket lebih cepat. capcuslah ke Surabaya!

Surabaya. menghabiskan 4 hari 3 malam untuk bergumul bersama teman-teman disana. yayaya, keturutan makan lontong balap, makan bebek yang lumayan oke, nasi goreng Prambors yg enakkss, nengokin Toko Tarot dan beli kantong beludru untuk si Eleanor (panggilan kartu2 saya), makan apalagi ya, banyak deh. pokoknya disana saya dijamu dengan baik oleh Macan dan Kaka, sebagai event organizer. ya walaupun 2 hari saya nggak ganti anderwer karena salah perhitungan lokasi nginep. duh! dan hari ke 3? gunakan legging sebagai pengganti cangcut. btw, Eno Netral gantengs bok (norak!). sempet ketemu di Prambors (waktu saya bolak-balik ke Prambors) pas Netral ada acara di Surabaya. Salam buat mbak Astrid Berendsen, cmon kita naik kereta twenty thousands rupiah susuk limang atus! hahaha

ternyata keberadaan saya di Surabaya diendus oleh orangtua dan keluarga saya yang lain (emang sengaja ga bilang2 mereka sih). hari pertama dateng, ibu saya langsung pura2 ngambek karena saya ga ngabarin. ujung2nya ayah saya nelpon, 'kak, itu tolong rumah di Surabaya sekalian ditengokin. kamu ngobrol sama tetangga, kira2 rumah itu pasarannya berapa ya sekarang.' dang! mendadak harus ekspedisi ke antah berantah untuk jadi makelar rumah. yasudslah. tak lama kemudian, paman saya yang di Madiun telepon. agaknya dia tau dari Ibu/Ayah saya, tapi kecurigaan mengarah pada ayah saya, karena dia kakak dari paman saya (lha! njuk ngopo?). singkatnya, hari keempat di Surabaya, saya lanjutkan ke Madiun.

Madiun. 3hari 2 malam tidur di Madiun. oleh-olehnya, duit sebendel dan alergi yang sampai saya nulis ini masih ngganggu. ah, tidak banyak yang saya lakukan disana, kecuali makan, tidur, tuiteran, mandi, makan, tidur, tuiteran, telponan, nonton Ipin Upin, nonton kartun Krishna, makan, tidur, dan seterusnya. overall, saya senang dengan perjalanan saya seminggu itu.

sampai di Jogja kembali. sudah ditagih dengan janji manisku pada ibu untuk mereparasi kamar. ya, sudahlah. karena saya juga belum ada yang ngajak jalan2 dan main2, maka langsung nggarap itu. total kerusakan kamar memang lumayan parah, beberapa orang pun agaknya sangsi dengan usaha saya 'membuatnya' menjadi kamar. total pengerjaan adalah 4 hari. mulai dari bongkar, amplas, cat, tata letak, pengelompokan, dan lainnya sampai semua (saya anggap) perfect. awalnya saya kerja sendiri (e mesakke pol!), namun hari kedua datanglah bala bantuan, pasangan Adis dan Mek, oh Tuhan, berkatilah mereka yang mau ngamplas dan ngecat kamar saya. setelah pengecatan beres, perapian barang2 kembali saya tangani sendiri. hasilnya yaaa.. nanti foto2 saya aplot dalam cerita tersendiri. :D yang pasti, kamar baru saya membuat hidup saya lebih indah di Juni ini. :D

KKN. Kuliah Kerja Nyata. sudah hampir membuat saya benar2 patah semangat. bagaimana tidak, KKN ini merupakan kuliah 3 sks yang paling membutuhkan biaya buanyaak, dan lama waktunya itu lho, 2 bulan. ALAMAK JAAANG! saya pikir program KKN ini sangat ndeso. bagaimana tidak, beberapa kampus pun sudah menghilangkan program ini jauh jauh dan menggantinya dengan kuliah lain yang menurut saya lebih oke, saya rasa program KKN ini tidak sepatutnya diwajibkan, ya toh, udah mbayar larang-larang dinggo KKN, bar kui lulus, tetep wae juga akeh sing ra entuk gawean, itu kalau memang KKN ini bertujuan untuk mengabdi pada masyarakat, maksud gua pengabdian seperti apa sih yang lo harapkan dari 2 bulan terisolasi di tempat antah berantah? buat saya KKN sama aja kaya ospek (baik diluar maupun dalam kota) dalam waktu 2 bulan. apa sebenarnya tujuan KKN, apaaaaa guaaa tanyaaa?!!!!?? menuhin perut gendut pengurus birokrasi kampus? ah sudahlah.

singkat cerita, KKN saya awalnya di Lombok Timur, eh sebelumnya ndaptar di Lombok Barat deng. TAPI KEDUANYA BATAL DAN BUBAR. alhasil, saya ikut KKN yang reguler, dengan cara mendaftar online dengan tema yang sudah di asese sama pihak kampus. dengan sedikit 'kepintaran' saya, kemudian saya catatlah kira2 tempat dan tema apa saja yang menarik hati, lalu browsing tempat2 tersebut, dengan tujuan memilih lokasi yang pas nan eksotis. satu persatu saya coret daftar tema dan tempat tersebut. sampai pada 5 besar. eng ing eng! dengan sedikit diskusi dengan si pacar, dan keluarga, dan ehm, keahlian saya MERAMAL MENGGUNAKAN KAOS KAKI (hei, para cenayang! kaos kaki merupakan gadget yang HANDAL banget buat ngeramal! sumprit! tapi cuma aku yang tau caranya, hahahah). akhirnya, keluarlah nama KKN Ngadas - Gubugklakah, di Malang Selatan. dengan tema pengembangan Agro wisata dan wisata budaya semacam itulah. itu kemudian menjadi pilihan pertama. pilihan kedua, karena udah ilfeel dan males berat. akhirnya saya memilih KKN lalulintas kampus saya sendiri. :D

selang berapa hari kemudian ada seseorang yang meng-add akun FB saya, setelah saya accept, kok dia invite saya di grup KKN ya? ternyata eh ternyata setelah dikroscek. saya diterima masuk dalam KKN Ngadas - Gubugklakah tersebut. (wow kan ramalan kaos kaki! it works banget untuk ambil keputusan2 besar macam ini, hahaha!) jadilah setelah itu kumpul kelompok, dll, dll. kemudian ya itu, dimulailah kesibukan kesibukan melakukan hal-hal untuk meninggalkan Jogja dan memulai hidup baru sementara di gunung sana.

eh iya, ada yang terlupa. cerita soal si Eleanor. :p
kartu Tarot saya ini jenisnya Phantasmagoric. dia nggak begitu sulit dipelajari, friendly dan gambare iku lhoooo.. lucu tenan. sureal, its soooo meee laaahhh! telisik punya telisik, ilustratornya bekerja sama dengan Danny Elfman, doi itu yang isi ilustrasi musik di hampir semua film Tim Burton. panteslah! makin jatuh cinta aja sama Phantasmagoric ini.

hampir sebulan dia (Eleanor) main sama saya, membantu beberapa hal, baik dalam diri saya ataupun orang sekeliling saya. walaupun nih, pembacaan saya belum begitu lancar, (yaiyalah!) namun secara garis besar, hampir benar 70-80%. oke kan? semoga dia selalu berguna untuk saya dan orang-orang sekitar saya.

hmmm..
ya, tanggal 5 Juli nanti saya akan meninggalkan Jogja untuk sementara. saya akan kembali setelah libur Lebaran. terimakasih Juni sudah memberikan hidup yang lebih asik (tadinya mau nulis berwarna, tapi males dicengin karena poceng *pop cengeng* banget). hey kamar baruku, aku pamit dulu ya, jaga dirimu baik-baik. mas jalang, ingat pesanku tempo hari, i see you from distance, always. ojo aneh-aneh. mami, papi, doakan anakmu selamat sampai kembali bertemu dengan kalian Lebaran nanti. sampai jumpa Jogja! semoga Jogja kembali berhati nyaman! *

*buat yang belom tau, bulan Juni ini lagi gempar isu bacok di Jogja. WASPADALAH WASPADALAH!

13.6.10

sebulanan.

halo.

apakabar? hehehe..

emang ye ngga kerasa udah sebulan aja, dan masih ngga tau kenapa kita bisa bareng.

ini buat kamu.



ini tulisan pertama tentang kamu di tembokku pas awal kita pacaran. bikinnya sebelum tidur. bete karena kamu lelet.



kalau yang ini.. karena kita selalu bingung memilih menu makan malam. menyedihkan.



kamu sering sulit tidur. mikirin apa?



hehehe.. :D



this one. aku juga sebal kamu yang kepala batu. sebal sekali.



'hai boleh kenalan? aku Cantika, temennya siska.'



tau nggak sih loh? guweh nulis inih dengan kepala terbalik. ga maksud apa-apa sih, pengen ajah. *logat abege labil ibukota seperti biasa*



kalo liat ini aku pasti cengar-cengir inget kamu. ;)



hmmm.. untung sempet motret ini semua sebelum kamarku yang sebentar lagi dilempar granat sama ibukku karena nggak kunjung di cat lagi.

Well, I'm happy to have you.

12.6.10

Dialog dengan Tuhan

Tuhan..

Siang ini saya malas ujian, Tuhan.

Ini kan hari Sabtu, saya mau istirahat dan senang-senang.

Bagaimana?



(Tuhan menjawab!)



Hmmm..

Boleh kalau kamu mau istirahat di hari Sabtu ini..

Tapi kamu harus ijinkan Saya istirahat juga.

Doamu dipending sampai Saya online lagi hari Senin.

Daag!

Tertanda,
Tuhan.

24.5.10

so(k) sweet I



'..to kiss you is an endless joy.' (10:36 am - Delivered to Bagus Jalang)

(diposting ditengah kebuntuan nggarap review film)

23.5.10

ke dokter

Ada yang biasa ketika saya ke dokter semalam.
Radang tenggorokan dan flu membuat saya sedikit demam, dan pergi sendirian ke dokter agaknya cukup aneh bagi beberapa orang. Mas jalang juga khawatir saya nyusruk dijalan.

Ada yang mengesalkan.
Setelah menunggu kira-kira 1 jam dari jadwal saya bertemu dokter, tiba-tiba ada pria yang baru datang dan menyelonong masuk ruang praktik ketika itu giliran saya. Padahal seharusnya giliran saya.
saya cuma bisa melongo dan bilang 'waatdeefaak.' tanpa suara.

Ada yang senasib dengan saya.
Seorang wanita muda pemilik restoran Kobra yang sama-sama sedang flu, radang tenggorokan dan sedikit demam sedang mengantre sendirian.

Ada yang sedikit aneh.
Ketika mengintip catatan riwayat kesehatan saya saat pak dokter menulis tanggal 22 Mei 2010, dan diatasnya ada tanggal 22 April 2010. Tepat sebulan lalu saya pertama berobat ke Dokter Andu karena alergi.

Ada yang menyenangkan dalam ruang tunggu dokter.
Seorang kakek bertongkat dan keluarganya datang untuk konsultasi dan terapi. Sebelumnya si kakek bercerita ia terjatuh dari tangga hanya karena ingin mengambilkan sepatu milik cucunya, alhasil bahunya yang renta itu retak. ah, saya jadi ingat almarhum kakek saya. rela tidak tidur menunggui cucu pertamanya yang pulas tertidur sendirian di kamar sebelah.

Ada yang lucu sepulang dari dokter.
Salah satu suplemen makanan dari dokter yang harus kumakan 5 biji sekaligus baunya mengingatkanku pada makanan ikan di rumah kakek. Rumah kakek dengan kolam ikan lumayan besar dan banyak ikan.

Ada satu yang harus kuingat sekarang.
Meminum obat-obat tadi setelah makan, dan bukannya posting disini.

19.5.10

mas jalang sakit



semoga lekas sembuh.

diserang tikus

Tikus-tikus itu telah membunuh seisi rumah ini, kecuali kita. Tikus-tikus itu telah membunuh seisi rumah ini, kecuali kita. Tikus-tikus itu telah membunuh seisi rumah ini, kecuali kita. Tikus-tikus itu telah membunuh seisi rumah ini, kecuali kita. Tikus-tikus itu telah membunuh seisi rumah ini, kecuali kita. Tikus-tikus itu telah membunuh seisi rumah ini, kecuali kita. Tikus-tikus itu telah membunuh seisi rumah ini, kecuali kita. Tikus-tikus itu telah membunuh seisi rumah ini, kecuali kita. Tikus-tikus itu telah membunuh seisi rumah ini, kecuali kita. Tikus-tikus itu telah membunuh seisi rumah ini, kecuali kita. Tikus-tikus itu telah membunuh seisi rumah ini, kecuali kita. Tikus-tikus itu telah membunuh seisi rumah ini, kecuali kita. Tikus-tikus itu telah membunuh seisi rumah ini, kecuali kita. Tikus-tikus itu telah membunuh seisi rumah ini, kecuali kita. Tikus-tikus itu telah membunuh seisi rumah ini, kecuali kita. Tikus-tikus itu telah membunuh seisi rumah ini, kecuali kita. Tikus-tikus itu telah membunuh seisi rumah ini, kecuali kita. Tikus-tikus itu telah membunuh seisi rumah ini, kecuali kita.

17.5.10

Review Minggu Pertama

Lucu kalau ingat bagaimana kita bisa bersama. Nggak kebayang. Sudah setengah bulan yang lalu aku merasakan kejut seterkejut-kejutnya ketika mendapati rumah idamanku hampir 3 tahun ini adalah tempatmu biasa tidur.

Masih ingat raut wajahku yang bingung ketika kau membuka pintu pagar rumahmu? Hahaha.

Dan tetap masih tidak percaya walau kemudian aku berkenalan dengan ibumu – yang kubilang mirip Yoko Ono.

Dan masih saja berucap ‘SERIUS??’ sepanjang perjalanan kita makan dan jalan-jalan.

A good trigger anyway.

Selama 2 minggu ini kita hampir sekali tidak pernah gagal menemukan makan malam yang enak. Dari kencan pertama kita, lalu berikutnya dan berikutnya. Aku ingat, satu bakso yang nggak nampol di suatu malam. Permintaan maafmu diterima.

Suatu hari aku berbelanja. Tiap tempat yang kudatangi seperti menyindirku.

Aku tau Armada (yang tanpa Racun) itu bapuk. Tapi cocik sekali dengan situasi kita saat itu.

'MAUUUU DIIBAWAAA KEMAAANAAAAA….?'

Bosok kan?

Well.. We’re stranger for each.

Beberapa kali aku melihatmu di gigs. Some of yours. Kamu jadi pokalis – cieeeh... Tapi belakangan juga liat kamu ambyar bareng yang nonton. Terakhir lihat kamu ke gig sendirian, sampai beberapa hari kemudian akhirnya kita ngobrol via dunia maya (misal: facebook, hahaha).

Tukeran YM.

Berlanjut ke nomer henpon.

Lalu makan malam.

Lalu..

Oh. And I never count on you as my lover someday.

9 Mei yang lalu, Shaddam, adikku yang terkecil ulang tahun ke 8. Aha! Kangen dia. Taurus kecil (kamu juga Taurus, kan?). Belum ada hadiah buat dia. Yang ada malah aku yang dapet hadiah duluan. Kita resmi pacaran. (ihiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii.. :p)

‘Kayaknya kita harus pacaran deh.’

‘Ho’oh..’

‘Bentar, aku mau nembak kamu. Kamu mau nggak jadi pacarku?’

‘Mau, mas.’

All that I can see is I’m in love. And it’s clear.

Selamat semingguan, mas jalang. Semoga ke-lelet-anmu segera terobati.

(Playlist : Lover’s Spit – Broken Social Scene) Jangan protes!

10.5.10

a brand new day.



kamu baru balas smsku. masuk angin katamu, hangover kataku.

selamat pagi, mas jalang. selamat memasuki hidup saya.

26.4.10

ALERGI

Sepulang ‘liburan’ dari Magelang kemarin saya membawa oleh-oleh, yaitu banyak bentolan di kaki, tangan dan beberapa bagian tubuh lainnya. Gatal. Dan sedikit panas dan MENYEBALKAN. Saya pikir ini pasti bukan gatal biasa, kecurigaan mengarah pada alergi.

Maka, mulailah saya membuat hipotesa sementara penyebab alergi ini. Saya mempunyai 4 dugaan, yaitu:

a. 4 Kucing milik Adis yang agaknya menyukai saya,
b. salah makan,
c. kamar yang kotor, dan
d. cuaca pagi Magelang yang dingin.

Kemudian satu persatu saya petakan kembali, menjadi seperti ini.

a. 4 Kucing Adis yang agaknya menyukai saya, dugaan ini muncul begitu saja karena kucing-kucing itu tidak pernah jauh dari Adis, dan begitupun saya. 2 hari itu kami bermain dengan 3 anak kucing dan ibu kucing. Bahkan salah satu kucing pun menaiki pundak saya ketika saya sedang duduk. Dan saat menjelang tidur, kami pun (hampir) tidur bersama kucing-kucing itu, karena kemudian aku sedikit mengiba dengan mengatakan, ‘No Cats for tonight’. Masalahnya kucing-kucing itu tidak terlihat begitu sehat, maka saya boleh khawatir.
b. salah makan, saya kira kemungkinan ini hampir mustahil. Mengingat makanan saya disana adalah makanan yang jauh dari sesuatu yang dapat menimbulkan alergi. Disana saya makan bakso tulang, mi tulang, lotek, gorengan dahsyat, tahu petis, sup buah dan kupat tahu yang amat legendaries. Yang berpotensi diantara makanan-makanan tersebut hanyalah tahu petis, dimana sambal petis (yang rasanya berantakan) itu terbuat dari udang.
c. kamar yang kotor, hal ini juga memungkinkan sekali. Bahkan adik Adis pun bertanya pada Adis, ‘Eh Mbak, kamu sama temenmu nggak gatelen po tidur di kamar itu?’, Adis pun menjawab ‘tidak’ dengan tegas. Ya, memang waktu itu kupikir hanya gatal biasa, karena frekuensi saya menggaruk masih sedikit.
d. cuaca pagi Magelang yang dingin, kemungkinan ini sangatlah kecil. Seingat saya, saya tidak pernah punya masalah dengan dingin. Saya pernah melalui malam terdingin dalam tahun 2007 dengan baik-baik saja, padahal saya camping di luar.

Kesimpulan terkuat sementara jatuh pada option a dan c.

Sehari setelah dari Magelang, saya semakin khawatir karena gatal itu tidak juga hilang. Maka saya datang ke salah satu dokter di daerah dekat Alun-alun sana. Dokter ini langganan teman dekat saya, beliau adalah salah satu dokter WHO yang sudah veteran. Benar kiranya, ketika saya masuk ruang praktik dan bertemu pak dokter (yang kata teman saya sudah berusia 77 tahun) itu, dia tampak sangat cool di usianya.

Pak Dokter Cool (PDC): sakit apa?
Saya: ini pak, gatel..
PDC: gatel-gatel dimana?
S: ini di kaki, tangan, dan sedikit di punggung.
PDC: bisa lihat yang di kaki?
S: (mengangkat kaki keatas kursi)
PDC: wah.. banyak sekali. Kamu kena alergi. Coba lihat yang di tangan..
S: di lengan atas pak (saat itu saya memakai kaos dan sweater oren yang membuat saya terlihat lebih sulit bergerak)
PDC: oh yasudah. Ini Alerginya harus dihentikan dulu, jadi kamu nggak boleh makan udang, bandeng, dan ikan-ikan lainnya dulu ya..
S: iya, ini penyebabnya apa ya dok?
PDC: ya bisa karena salah makanan, minuman, udara..
S: kalau binatang peliharaan?
PDC: ya, bisa.. (sambil sedikit kebingungan) memangnya kenapa?
S: (jadilah saya bercerita soal keadaan ketika di Magelang)
PDC: oh begitu, ya.. ini blabalba (menjelaskan obat-obatan yang harus saya makan) semuanya blabalabala..
C: ya, makasih ya dok..
PDC: iya..

Kemudian saya keluar dari tempat dokter. Mencari makan malam, lalu pulang. Alergi oh alergi.

Terimakasih Al! Dan PDC!

PEMERIKSAAN SIM DAN STNK

Sebagai pengemudi yang baik, ada baiknya kita melengkapi surat-surat yang dibutuhkan untuk menjadi ‘sah’ berkendaraan. Sebut saja STNK atau kepanjangan dari Surat Tanda Nomor Kendaraan dan SIM atau Surat Ijin Mengemudi. Tapi kalau dilihat lagi, secara fisik STNK dan SIM itu tidak berbentuk surat, STNK sendiri terbuat dari kertas berbentuk persegi panjang berisi keterangan kendaraan dan kemudian dibungkus plastik, tidaklah bisa disebut surat, sedangkan SIM apalagi, dia terbuat dari kartu licin berukuran sekitar 6x5cm berisi data diri dan foto, juga tanda tangan kita, eh cap jempol juga ada deng. Sudah seharusnya SIM ini berganti nama menjadi KIM atau kepanjangan dari Kartu Ijin Mengemudi, dan bukannya SIM. Begitupula STNK, mungkin bisa diganti dengan LTNK atau Lampiran Tanda Nomor Kendaraan.

Sejak bisa menyetir sepeda motor secara ‘mahir’, yaitu sekitar tahun 2008, saya belum memiliki kartu yang disebut SIM tersebut. Maka tidaklah aneh jika saya langganan ‘nyetor’ polisi, baik dikala ada jadwal pemeriksaan ataupun karena terkadang saya menyetir dengan ‘ajaib’. Teman-teman disekitar saya pun agaknya aneh ketika saya belum memiliki SIM ketika usia saya hampir 18 tahun kala itu. Setiap liburan semester, orangtua saya selalu menyuruh pulang, selain untuk bisa ‘mengangen-ngangeni’ saya, alasan lainnya adalah: ayo buat SIM sana!. Sebenarnya, banyak alasan mengapa saya tidak kunjung memiliki SIM, alasan pertama adalah, saya baru bisa menyetir dengan baik setelah sepeda motor itu dianggurin 1 tahun dan baru saya (BERANI) pakai setelah ada insiden menggertak copet yang ketauan merogoh tas saya ketika di bis, alasan kedua adalah MEMBUAT SIM SECARA JUJUR ITU DIPERSULIT, dan alasan ketiga, saya akan durhaka bila meminta mobil.

Sampai pada suatu waktu, sekitar awal tahun 2010, saya kembali ke rumah orangtua saya, dengan tujuan: MEMBUAT SIM. Kata ibu saya yaa.. bisa dimudahkan begitu mbikinnya. Dan, TA-DA! Akhirnya, setelah penantian bertahun-tahun lamanya, saya memiliki kartu yang dapat menambah penuh dompet saya (tapi duitnya enggak).

Hampir empat bulan ini saya bebas berkeliaran dijalan (kadang tanpa bra dan celana dalam), menunggangi si Fabian (motor saya yang chubby dan namanya terdengar ‘so gay’), tapi empat bulan ini juga saya nggak pernah di razia. Dengan sengaja saya sering berkeliaran dijalan hanya untuk dirazia, tapi.. ketika ada razia selalu bukan saya yang menyetir, tapi teman saya. Maka, rencana saya pamer SIM baru pun terhalang. Sampai hari ini, sepulangnya saya dari arah selatan melewati daerah Kotabaru, dimana daerah stadion situ sering ada razia. Dan BENAR! Ada razia! Kontan saya girang bukan main. Tapi sayangnya, untuk mau dirazia, saya harus putar balik arah selatan lagi. Karena saya harus berpikir logis dan menghemat waktu untuk bertemu dengan orang lagi, maka saya mengurungkan niat saya untuk putar balik. Tapi saya sempat teriak: PAAAAAAAAAAAKKKK!! RAZIA SAYA DOOOOOOOOONG!!!

21.4.10

enaknya jadi mahasiswa: buku catatan I

biarpun teknologi sudah maju, kita yang dimanjakan dengan ini-itu, digital apalah inilah, tetep aja menggunakan sesuatu dengan cara kuno selalu punya daya tarik tersendiri. salah satunya ialah mempunyai buku catatan untuk mencatat dikala kuliah.

saya, bukan tipikal yang memiliki buku catatan dengan sampul lucu-lucu, ataupun kertas warna-warni dan berbau harum. saya lebih enjoy menulis di notes gratisan deodoran, notes gratisan beli susu, dan belakangan waktu di magelang, saya beli notes polos berukuran sekitar 10x8cm yang cukup tebal dengan harga seribu perak.

mengapa oh mengapa, boleh ditelisik, ternyata notes-notes milik saya ini bukan berguna untuk catatan kuliah, memang, awalnya untuk itu, namun seiring berjalannya waktu di dalam kelas, oh ternyata saya nggak bisa menulis! maka inilah yang terjadi:







yaaaa.. gambar semua jadinya, kalaupun tulisan isinya beginian:





YA! KAMUS BAHASA SUNDA SINGKAT!

mungkin saat itu saya lagi nggak tertarik dengan penjelasan dosen, bukannya nggak mau belajar, dan saya juga nggak mau menyia-nyiakan waktu saya di dalam kelas untuk nggak dapet apa-apa, maka saya harus tetap belajar, walaupun itu belajar bahasa sunda.

makasih Asep!