24.5.10

so(k) sweet I



'..to kiss you is an endless joy.' (10:36 am - Delivered to Bagus Jalang)

(diposting ditengah kebuntuan nggarap review film)

23.5.10

ke dokter

Ada yang biasa ketika saya ke dokter semalam.
Radang tenggorokan dan flu membuat saya sedikit demam, dan pergi sendirian ke dokter agaknya cukup aneh bagi beberapa orang. Mas jalang juga khawatir saya nyusruk dijalan.

Ada yang mengesalkan.
Setelah menunggu kira-kira 1 jam dari jadwal saya bertemu dokter, tiba-tiba ada pria yang baru datang dan menyelonong masuk ruang praktik ketika itu giliran saya. Padahal seharusnya giliran saya.
saya cuma bisa melongo dan bilang 'waatdeefaak.' tanpa suara.

Ada yang senasib dengan saya.
Seorang wanita muda pemilik restoran Kobra yang sama-sama sedang flu, radang tenggorokan dan sedikit demam sedang mengantre sendirian.

Ada yang sedikit aneh.
Ketika mengintip catatan riwayat kesehatan saya saat pak dokter menulis tanggal 22 Mei 2010, dan diatasnya ada tanggal 22 April 2010. Tepat sebulan lalu saya pertama berobat ke Dokter Andu karena alergi.

Ada yang menyenangkan dalam ruang tunggu dokter.
Seorang kakek bertongkat dan keluarganya datang untuk konsultasi dan terapi. Sebelumnya si kakek bercerita ia terjatuh dari tangga hanya karena ingin mengambilkan sepatu milik cucunya, alhasil bahunya yang renta itu retak. ah, saya jadi ingat almarhum kakek saya. rela tidak tidur menunggui cucu pertamanya yang pulas tertidur sendirian di kamar sebelah.

Ada yang lucu sepulang dari dokter.
Salah satu suplemen makanan dari dokter yang harus kumakan 5 biji sekaligus baunya mengingatkanku pada makanan ikan di rumah kakek. Rumah kakek dengan kolam ikan lumayan besar dan banyak ikan.

Ada satu yang harus kuingat sekarang.
Meminum obat-obat tadi setelah makan, dan bukannya posting disini.

19.5.10

mas jalang sakit



semoga lekas sembuh.

diserang tikus

Tikus-tikus itu telah membunuh seisi rumah ini, kecuali kita. Tikus-tikus itu telah membunuh seisi rumah ini, kecuali kita. Tikus-tikus itu telah membunuh seisi rumah ini, kecuali kita. Tikus-tikus itu telah membunuh seisi rumah ini, kecuali kita. Tikus-tikus itu telah membunuh seisi rumah ini, kecuali kita. Tikus-tikus itu telah membunuh seisi rumah ini, kecuali kita. Tikus-tikus itu telah membunuh seisi rumah ini, kecuali kita. Tikus-tikus itu telah membunuh seisi rumah ini, kecuali kita. Tikus-tikus itu telah membunuh seisi rumah ini, kecuali kita. Tikus-tikus itu telah membunuh seisi rumah ini, kecuali kita. Tikus-tikus itu telah membunuh seisi rumah ini, kecuali kita. Tikus-tikus itu telah membunuh seisi rumah ini, kecuali kita. Tikus-tikus itu telah membunuh seisi rumah ini, kecuali kita. Tikus-tikus itu telah membunuh seisi rumah ini, kecuali kita. Tikus-tikus itu telah membunuh seisi rumah ini, kecuali kita. Tikus-tikus itu telah membunuh seisi rumah ini, kecuali kita. Tikus-tikus itu telah membunuh seisi rumah ini, kecuali kita. Tikus-tikus itu telah membunuh seisi rumah ini, kecuali kita.

17.5.10

Review Minggu Pertama

Lucu kalau ingat bagaimana kita bisa bersama. Nggak kebayang. Sudah setengah bulan yang lalu aku merasakan kejut seterkejut-kejutnya ketika mendapati rumah idamanku hampir 3 tahun ini adalah tempatmu biasa tidur.

Masih ingat raut wajahku yang bingung ketika kau membuka pintu pagar rumahmu? Hahaha.

Dan tetap masih tidak percaya walau kemudian aku berkenalan dengan ibumu – yang kubilang mirip Yoko Ono.

Dan masih saja berucap ‘SERIUS??’ sepanjang perjalanan kita makan dan jalan-jalan.

A good trigger anyway.

Selama 2 minggu ini kita hampir sekali tidak pernah gagal menemukan makan malam yang enak. Dari kencan pertama kita, lalu berikutnya dan berikutnya. Aku ingat, satu bakso yang nggak nampol di suatu malam. Permintaan maafmu diterima.

Suatu hari aku berbelanja. Tiap tempat yang kudatangi seperti menyindirku.

Aku tau Armada (yang tanpa Racun) itu bapuk. Tapi cocik sekali dengan situasi kita saat itu.

'MAUUUU DIIBAWAAA KEMAAANAAAAA….?'

Bosok kan?

Well.. We’re stranger for each.

Beberapa kali aku melihatmu di gigs. Some of yours. Kamu jadi pokalis – cieeeh... Tapi belakangan juga liat kamu ambyar bareng yang nonton. Terakhir lihat kamu ke gig sendirian, sampai beberapa hari kemudian akhirnya kita ngobrol via dunia maya (misal: facebook, hahaha).

Tukeran YM.

Berlanjut ke nomer henpon.

Lalu makan malam.

Lalu..

Oh. And I never count on you as my lover someday.

9 Mei yang lalu, Shaddam, adikku yang terkecil ulang tahun ke 8. Aha! Kangen dia. Taurus kecil (kamu juga Taurus, kan?). Belum ada hadiah buat dia. Yang ada malah aku yang dapet hadiah duluan. Kita resmi pacaran. (ihiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii.. :p)

‘Kayaknya kita harus pacaran deh.’

‘Ho’oh..’

‘Bentar, aku mau nembak kamu. Kamu mau nggak jadi pacarku?’

‘Mau, mas.’

All that I can see is I’m in love. And it’s clear.

Selamat semingguan, mas jalang. Semoga ke-lelet-anmu segera terobati.

(Playlist : Lover’s Spit – Broken Social Scene) Jangan protes!

10.5.10

a brand new day.



kamu baru balas smsku. masuk angin katamu, hangover kataku.

selamat pagi, mas jalang. selamat memasuki hidup saya.